Menelusuri Kawah-Kawah Bulan: Sejarah dan Pembentukan Permukaan Satelit Kita
Bulan, satelit alami Bumi, adalah objek langit yang paling dekat dan paling mudah diakses untuk pengamatan. Dengan jarak rata-rata sekitar 384.400 km dari Bumi dan diameter sekitar 3.476 km, Bulan telah lama memikat perhatian para ilmuwan dan pengamat langit. Bahkan tanpa alat bantu, saat purnama, Bulan tampak seukuran uang koin Rp 500 jika dilihat dengan mata telanjang dari Bumi. Meskipun demikian, struktur dan fitur permukaannya sangat kompleks dan menarik.

PERMUKAAN BULAN: KAWAH-KAWAH PURBA DAN MUDA
Ketika mengamati Bulan, kita sering melihat area gelap yang dikenal sebagai "mare" atau lautan dalam bahasa Latin. Dulu, ilmuwan mengira bahwa area gelap ini adalah lautan air. Namun, seiring kemajuan ilmu pengetahuan, kita mengetahui bahwa ini adalah kawah-kawah purba hasil dari dampak asteroid dan meteorit yang terjadi miliaran tahun lalu. Hantaman besar ini memicu letusan lava yang mengalir dari dalam ke permukaan, membentuk fitur gelap yang kita lihat hari ini. Kawah-kawah purba ini termasuk Mare Imbrium, Mare Serenitatis, Mare Tranquillitatis, dan Mare Crisium.
Meski tidak memiliki atmosfer yang dapat melindungi permukaannya, Bulan terus dihantam oleh objek-objek luar angkasa. Kawah-kawah baru yang terbentuk dari dampak meteorit yang lebih muda sering kali tampak lebih terang dibandingkan kawah purba. Contoh kawah-kawah muda ini adalah Kawah Tycho, Kawah Copernicus, Kawah Aristarchus, dan Kawah Kepler.
PERIODE GEOLOGI BULAN: DARI AWAL HINGGA KINI
Permukaan Bulan telah mengalami perubahan yang signifikan sepanjang waktu. Para ilmuwan membagi sejarah geologis Bulan menjadi lima periode utama:
- Pre-Nectarian System (sekitar 4 – 3,92 miliar tahun lalu) – Periode awal ketika permukaan Bulan pertama kali terbentuk.
- Nectarian System (3,85 – 3,92 miliar tahun lalu) – Ditandai dengan pembentukan kawah besar dan awal pembentukan maria.
- Imbrian System (3,2 – 3,85 miliar tahun lalu) – Menyaksikan aktivitas vulkanik signifikan dan pembentukan maria luas.
- Eratosthenian System (1,1 – 3,2 miliar tahun lalu) – Ditandai dengan penurunan aktivitas vulkanik dan peningkatan dampak meteorit.
- Copernican System (1,1 miliar tahun lalu – sekarang) – Pembentukan kawah-kawah muda akibat meteorit terus berlanjut.

PENELITIAN TERKINI DAN TEMUAN BARU
Misi eksplorasi luar angkasa terbaru, seperti Chang'E milik China, telah memberikan wawasan berharga mengenai kawah-kawah di permukaan Bulan. Penelitian tahun 2020 oleh ilmuwan dari China, Italia, dan Islandia menunjukkan sebagian besar kawah terbentuk selama periode Nectarian dan Copernican. Diameter kawah yang umum ditemukan berada dalam rentang 5-50 km.
Wahana antariksa Chang'E masih aktif dalam misinya menjelajahi permukaan Bulan, dan diharapkan memberikan data lebih lanjut untuk memperdalam pemahaman sejarah dan geologi Bulan. Temuan ini penting untuk memahami proses pembentukan Bulan, evolusi permukaannya, serta untuk misi eksplorasi manusia di masa depan.
Komentar
Posting Komentar