Memahami Lempeng Tektonik Bumi dan Perbatasannya
Litosfer Bumi terpecah menjadi beberapa bagian besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini bervariasi dalam ukuran, dari ratusan hingga ribuan kilometer, dan terdiri dari kerak samudra yang lebih tipis dan kerak benua yang lebih tebal (lihat juga Menjelajahi Struktur Interior Bumi). Lempeng tektonik ini "mengapung" di atas lapisan yang lebih lembut, yaitu asthenosfer, yang memungkinkan mereka bergerak perlahan seiring waktu.

JENIS-JENIS LEMPENG TEKTONIK
Berdasarkan ukurannya, lempeng tektonik dibagi menjadi tiga kategori utama:
- Lempeng Tektonik Mayor: Memiliki luas sekitar 20 juta km² atau lebih. Contohnya: Antartika, Eurasia, Afrika, Australia, Pasifik, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
- Lempeng Tektonik Minor: Lebih kecil dari mayor tapi lebih besar dari 1 juta km². Contoh: India, Nazca, Juan de Fuca.
- Lempeng Tektonik Mikro: Kurang dari 1 juta km². Contoh: Bismark, Mariana, Juan Fernandez.

PERBATASAN LEMPENG TEKTONIK
Perbatasan antar-lempeng tektonik adalah tempat yang paling aktif secara geologis. Terdapat tiga jenis utama:
- Divergent Boundary: Dua lempeng bergerak menjauh. Contoh: Mid-Atlantic Ridge, East African Rift Valley.
- Convergent Boundary: Dua lempeng saling bertabrakan. Contoh: Himalaya, Palung Mariana, Pegunungan Andes.
- Transform Boundary: Dua lempeng bergesekan. Contoh: Patahan San Andreas.

KECEPATAN PERGERAKAN LEMPENG
Lempeng tektonik rata-rata bergerak sekitar 1,5 cm per tahun. Namun ada yang lebih cepat:
- Divergent Boundary di Mid-Atlantic Ridge: ±2,5 cm/tahun.
- Transform Boundary di San Andreas: hingga 5 cm/tahun.
Dengan memahami dinamika lempeng tektonik, kita bisa lebih mengerti fenomena seperti gempa bumi, vulkanisme, dan pembentukan pegunungan. Semua ini adalah bagian dari proses yang terus membentuk wajah Bumi kita.
Komentar
Posting Komentar