Bumi
kita membutuhkan waktu 24 jam atau sehari untuk menyelesaikan satu kali putaran
pada sumbu rotasinya. Peristiwa ini disebut sebagai rotasi Bumi. Selain
berotasi, Bumi juga diketahui mengorbit Matahari selama 365 hari atau setahun.
Peristiwa yang satu ini disebut sebagai revolusi Bumi. Bidang orbit Bumi
mengelilingi Matahari disebut sebagai bidang ekliptika. Dengan demikian, sambil
berotasi, Bumi juga mengalami revolusi.
Perlu diketahui bahwa sumbu rotasi Bumi tidaklah
tegak lurus terhadap bidang ekliptika, melainkan membentuk sudut sekitar 66,5° dari bidang ekliptika atau miring sebesar 23,5° terhadap garis normal bidang ekliptika
(perhatikan gambar di atas). Kemiringan sumbu rotasi dikombinasikan dengan
revolusi Bumi inilah yang menyebabkan Bumi belahan utara dan belahan selatan
memiliki musim dingin dan musim panas secara bergantian sepanjang tahun.
Presesi Sumbu Rotasi Bumi
Selain itu, Bumi tidaklah bulat sempurna.
Radius Bumi pada arah ekuator ternyata sekitar 43 km lebih besar daripada
radius Bumi pada arah kutub. Artinya, Bumi sedikit pepat pada bagian
ekuatornya. Kepepatan pada bagian ekuator ini menyebabkan Bumi mengalami
gangguan gravitasi yang tidak seragam dari Matahari. Maksudnya adalah, bagian
Bumi di ekuator yang lebih dekat ke arah Matahari akan mengalami gaya tarik
gravitasi yang lebih besar dari Matahari jika dibandingkan dengan bagian Bumi
di ekuator yang lebih jauh dari Matahari. Kondisi ini mengakibatkan Bumi mengalami
goyangan pada bagian ekuator secara perlahan dalam jangka waktu yang panjang. Pada
arah sumbu rotasinya, goyangan ini akan tampak sebagai gerak rotasi sumbu-rotasi-Bumi
terhadap garis normal bidang ekliptika. Gerakan inilah yang disebut sebagai
presesi sumbu rotasi Bumi. Periode presesi sumbu rotasi Bumi mencapai 25.700
tahun. Pergeseran sumbu rotasi akibat presesi ini kira-kira sebesar 1°/abad.
Saat ini, sumbu rotasi Bumi bagian utara (kutub
langit utara) berada pada arah sekitar 1° dari
bintang Polaris. Sekitar 12.850 tahun ke depan, arah kutub langit utara akan
berpindah dan terletak sekitar 5° dari
bintang Vega. Pada saat itu juga perubahan musim antara Bumi belahan utara dan
Bumi belahan selatan akan berganti. Nantinya di Australia akan mengalami musim
dingin pada bulan Desember dan di saat yang bersamaan di Eropa akan mengalami
musim panas. Selain itu, titik equinox (vernal equinox dan autumnal equinox, titik
perpotongan antara ekuator Bumi dan bidang ekliptika) juga mengalami perubahan
arah akibat dari presesi sumbu rotasi Bumi. Saat ini, titik vernal equinox
berada di arah rasi Pisces dan terus bergerak mendekati rasi Aquarius dan
rasi-rasi zodiak lainnya hingga kembali lagi ke arah rasi Pisces pada 25.700
tahun yang akan datang. Pergeseran titik equinox ini juga menyebabkan posisi
objek-objek langit harus selalu dikoreksi tiap beberapa tahun.
Nutasi Sumbu Rotasi Bumi
Kepepatan Bumi di bagian ekuator tidak hanya
mendapatkan gangguan tarikan gravitasi dari Matahari saja, tarikan gravitasi
dari Bulan juga berperan dalam hal ini. Selain itu, bidang orbit Bulan memiliki
kemiringan sekitar 5° dari
bidang ekliptika, sehingga terdapat titik potong di antara kedua bidang orbit
tersebut, disebut sebagai titik nodal. Posisi titik nodal Bulan mengalami
pergeseran dengan periode sekitar 18,6 tahun. Dinamika pada orbit Bulan ini
juga berkontribusi dalam memberikan gaya tarik gravitasi yang tidak seragam
pada Bumi. Akibat gangguan gravitasi dari Bulan, presesi sumbu rotasi Bumi
mengalami osilasi kecil sepanjang gerakannya. Osilasi kecil inilah yang disebut
dengan nutasi.
Nutasi tidak hanya menghasilkan satu macam
osilasi, melainkan beberapa osilasi dengan amplitudo dan periode yang berbeda.
Osilasi terbesar terjadi dengan periode sekitar 18,6 tahun dengan amplitudo sekitar
9,2°. Nilai periode ini setara
dengan periode presesi dari titik nodal orbit Bulan.
Komentar
Posting Komentar