Sebelum tahun 2006, Tata Surya kita
dikenal memiliki sembilan buah planet, mulai dari Merkurius hingga Pluto. Namun,
IAU General Assembly yang diselenggarakan di Prague pada tahun 2006 telah menyepakati
untuk mengeluarkan Pluto dari status sebagai planet di Tata Surya kita. Pluto
kemudian bersama dengan Ceres, Eris, Makemake, dan Haumea dikategorikan sebagai
planet kerdil.
Keputusan itu muncul karena para
astronom telah menemukan beberapa objek kecil mirip planet di bagian luar orbit
Neptunus, ukurannya jauh lebih kecil daripada Merkurius, mirip seperti Pluto.
Objek-objek kecil yang mirip planet ini kemudian dikenal sebagai Planet Kerdil.
Secara umum, sebuah objek dapat disebut sebagai Planet Kerdil apabila memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
- Mengorbit
Matahari
- Bentuknya
relatif bulat
- Bukan
sebuah satelit dari planet lain
- Di sekitar orbitnya masih mengandung objek-objek kecil lainnya,
seperti komet dan asteroid.
Jika
sebuah objek memenuhi ciri-ciri dari poin 1 hingga poin 3 di atas, maka objek tersebut
layak disebut sebagai planet. Namun, jika poin 4 di atas juga terpenuhi, maka objek
tersebut tidak layak dianggap sebagai planet, melainkan disebut sebagai Planet
Kerdil. Poin 4 di atas inilah yang disepakati sebagai argumen dasar untuk mengeluarkan
Pluto dari status sebagai planet dan bergabung dengan objek-objek serupa
dengannya sebagai Planet Kerdil.
Seperti yang telah disebutkan di atas,
sejauh ini ada lima Planet Kerdil yang telah ditetapkan, yaitu Pluto, Ceres,
Eris, Makemake, dan Haumea. Beberapa objek lain telah terdaftar sebagai
kandidat Planet Kerdil, yaitu Sedna, Quaoar, Varuna, dan Orcus. Tata Surya kita
diperkirakan menyimpan ratusan hingga ribuan Planet Kerdil yang belum
terdeteksi, terutama di daerah Sabuk Kuiper. Berikut akan kita bahas secara
singkat tentang masing-masing dari kelima Planet Kerdil tersebut, yaitu:
a.
Pluto
Pluto adalah Planet Kerdil terbesar
yang telah diketahui oleh para astronom, diameternya sekitar 2380 km. Pluto
terletak di daerah Sabuk Kuiper, yaitu berjarak sekitar 40 au dari Matahari.
Periode orbit Pluto mengelilingi Matahari sekitar 248 tahun dan periode
rotasinya mencapai 6 hari.
Planet Kerdil ini diketahui memiliki 5
buah satelit, yaitu Charon, Styx, Nix, Kerberos, dan Hydra. Charon adalah
satelit terbesar Pluto, ukurannya mencapai setengah ukuran Pluto, dengan
diameter sekitar 1212 km. Satelit ini mengorbit Pluto dengan periode sekitar 6
hari 9 jam pada jarak rata-rata sekitar 19.500 km dari Pluto.
Permukaan Pluto berupa daratan
bebatuan yang dipenuhi oleh tebing, kawah, dan pegunungan. Letaknya yang jauh
dari Matahari membuat lingkungan di permukaan Pluto sangat dingin, temperatur
di permukaannya berkisar -228°C hingga -238°C. Kondisi ini menyebabkan
sebagian besar permukaan Pluto diselimuti oleh es. Selain itu, Pluto diketahui
memiliki atmosfer yang tipis dengan kandungan Nitrogen, Metana, dan Karbon
Monoksida.
b. Ceres
Ceres adalah satu-satunya Planet
Kerdil yang tidak berasal dari daerah Sabuk Kuiper. Planet Kerdil ini menghuni
daerah Sabuk Utama Asteroid pada jarak rata-rata sekitar 2,8 au dari Matahari.
Dulu, Ceres dianggap sebagai asteroid dan merupakan asteroid terbesar di Tata
Surya, dengan diameter mencapai 952 km. Namun, sejak 2006 ia dikelompokkan
sebagai Planet Kerdil bersama dengan objek-objek lainnya yang senasib
dengannya. Selain itu, Ceres adalah Planet Kerdil yang pertama kali dikunjungi
oleh wahana antarika (yaitu Dawn pada Maret 2015), kemudian disusul oleh New
Horizon yang mencapai Pluto pada Juli 2015.
Ceres mengorbit Matahari dengan
periode sekitar 4,6 tahun. Periode rotasinya cukup cepat, yaitu mencapai 9 jam.
Permukaan Ceres berupa daratan bebatuan yang dipenuhi oleh kawah dan diselimuti
oleh es. Temperatur di permukaannya sekitar -38°C. Selain
itu, proses Cryovolcanism di permukaan es Ceres diperkirakan telah melepaskan
uap air ke angkasa dan kemudian membentuk atmosfer Ceres dengan lapisan yang
tipis. Ceres tidak memiliki satupun satelit yang mengorbitnya.
c.
Makemake
Makemake terletak di daerah Sabuk
Kuiper, yaitu pada jarak sekitar 45,8 au dari Matahari. Planet Kerdil ini mengorbit
Matahari dengan periode sekitar 305 tahun. Sedangkan periode rotasinya mencapai
22,5 hari. Selain itu, Makemake diketahui memiliki sebuah satelit bernama
S/2015 (136472) 1 atau MK 2. Satelitnya memiliki diameter sekitar 175 km dan
mengorbit pada jarak sekitar 21.000 km dari Makemake.
Masih banyak yang belum diketahui mengenai Makemake.
Diperkirakan temperatur di permukaannya dapat mencapai -240°C. Sejauh ini, astronom
telah mendeteksi adanya kandungan Metana, Etana, dan Nitrogen di lapisan tipis
atmosfernya.
d. Eris
Ukuran Eris hampir sama dengan Pluto,
yaitu berdiameter sekitar 2326 km. Periode rotasinya sedikit lebih panjang
daripada periode rotasi Bumi, yaitu ~25,9 jam. Sama seperti Makemake, Pluto,
dan Haumea, Eris juga menghuni daerah Sabuk Kuiper dengan jarak sekitar 68 au
dari Matahari. Eris memerlukan sekitar 557 tahun untuk sekali mengorbit
Matahari.
Permukaan Eris berupa daratan bebatuan
yang diselimuti es dan metana. Temperatur di permukaannya dapat mencapai -217°C hingga -243°C. Selain
itu, Eris diketahui memiliki beberapa satelit. Dynomia adalah satelit
terbesarnya, dengan diameter mencapai 700 km. Satelit ini mengorbit Eris pada
jarak sekitar 37.460 km dengan periode sekitar 16 hari.
e. Haumea
Haumea berjarak sekitar 43 au dari
Matahari dengan periode orbit sekitar 285 tahun. Selain itu, Planet Kerdil ini
memiliki diameter mencapai 1240 km dengan periode rotasi yang sangat cepat,
yaitu sekitar 4 jam.
Permukaan Haumea terdiri dari daratan
bebatuan yang dilapisi oleh es. Temperatur di permukaannya diperkirakan
mencapai -241°C. Uniknya, Haumea memiliki
bentuk yang lonjong dan sumbu rotasi yang menyimpang dari garis normal bidang
orbitnya. Kondisi ini diperkirakan akibat tabrakan yang dialami Haumea pada
beberapa milyar tahun lalu. Tabrakan ini juga membuat sebagian dari materi
Haumea terlepas dan menjadi satelitnya.
Haumea
merupakan satu-satunya Planet Kerdil yang diketahui memiliki cincin. Selain
itu, Haumea juga diketahui memiliki dua satelit, yaitu Namaka dan Hi’iaka.
Namaka berjarak sekitar 50.000 km dari Haumea dengan periode orbit sekitar
19,12 hari, sedangkan Hi’iaka berjarak sekitar 25.000 km dari Haumea dengan
periode orbitnya mencapai 18,28 hari.
Komentar
Posting Komentar