Sejak ribuan tahun yang lalu, manusia telah
mengenal lima planet yang letaknya paling dekat dengan Bumi, yaitu Merkurius,
Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Kelima planet ini dapat terlihat secara
langsung di langit, tanpa menggunakan teleskop. Uranus dan Neptunus tidak dapat
terlihat secara langsung di langit tanpa bantuan teleskop karena letaknya yang
cukup jauh dari Bumi. Penampakan planet-planet di Tata Surya dari Bumi
sebenarnya bergantung pada posisinya relatif terhadap Bumi dan Matahari.
Secara
umum, planet-planet di Tata Surya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,
berdasarkan orbitnya terhadap orbit Bumi, yaitu:
- Planet Inferior, adalah planet yang orbitnya berada lebih dalam daripada orbit Bumi. Merkurius dan Venus tergolong sebagai Planet Inferior.
- Planet Superior, adalah planet yang orbitnya terletak lebih luar daripada orbit Bumi. Planet Superior terdiri dari Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Waktu Pengamatan Planet Inferior dan
Superior
Waktu
pengamatan Planet Inferior ternyata jauh lebih singkat dibandingkan dengan
Planet Superior. Planet Inferior hanya dapat diamati beberapa saat di ufuk
timur sebelum Matahari terbit atau beberapa saat di ufuk barat setelah Matahari
terbenam. Sayangnya, kita tidak akan pernah melihat planet ini pada saat tengah
malam. Berbeda dengan Planet Superior, kita dapat mengamatinya sepanjang malam,
dari sesaat setelah Matahari terbenam di ufuk barat hingga sebelum Matahari terbit
di ufuk timur. Namun, tidak sepanjang tahun kita dapat melihat Planet Inferior
dan Superior. Ada kalanya planet-planet ini tidak dapat terlihat dari Bumi,
dikarenakan terkadang posisinya terhadap Matahari dan Bumi tidak memungkinkan
untuk dapat mengamatinya.
Konfigurasi Orbit Planet Inferior dan
Superior
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penampakan planet dari Bumi bergantung pada posisinya terhadap Matahari dan Bumi. Separasi sudut antara Matahari dan planet jika dilihat dari Bumi (disebut sudut elongasi), sangat menentukan apakah pada waktu tertentu planet tersebut dapat terlihat atau tidak dari Bumi.
Saat sudut elongasi sebuah planet mencapai nilai minimumnya, yaitu 0°, maka kita tidak akan dapat melihat planet tersebut dari Bumi. Berikut adalah konfigurasi orbit antara planet, Bumi, dan Matahari agar dapat membentuk sudut elongasi minimum, yaitu:
a. Untuk Planet Inferior, terjadi saat planet
berada pada posisi:
- Konjungsi Inferior, planet berada di antara Matahari dan Bumi dalam satu garis lurus (konfigurasi Matahari-Planet-Bumi). Saat mengalami konfigurasi seperti ini, Planet Inferior sedang berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi.
- Konjungsi Superior, planet berada berseberangan dengan Bumi dalam satu garis lurus (konfigurasi Planet-Matahari-Bumi). Pada saat itu, planet sedang berada pada jarak terjauhnya dari Bumi.
b. Untuk
Planet Superior, terjadi saat planet berada pada kondisi Konjungsi. Pada saat
itu, planet terletak berseberangan dengan Bumi dalam satu garis lurus (konfigurasi
Planet-Matahari-Bumi). Pada kondisi ini, Bumi dan planet sedang berada pada
jarak terjauhnya.
Saat sudut elongasi minimum terjadi, planet akan berada dekat dengan piringan Matahari sepanjang hari. Namun, karena cahayanya yang jauh lebih redup daripada Matahari, maka planet ini tidak dapat terlihat dari Bumi. Jika planet, Matahari, dan Bumi pada saat Konjungsi Superior (untuk Planet Inferior) dan Konjungsi (untuk Planet Superior) sedang berada tepat di bidang ekliptika, maka peristiwa Okultasi Planet dapat terjadi baik pada Planet Inferior maupun Planet Superior. Selain itu, saat Matahari, planet, dan Bumi pada saat Konjungsi Inferior sedang berada tepat di bidang ekliptika, kita akan dapat melihat peristiwa Transit Planet.
Sebagai informasi tambahan, Okultasi Planet adalah peristiwa saat planet tertutupi oleh piringan Matahari. Peristiwa Okultasi Planet sebenarnya memang dapat terjadi. Namun, belum ada catatan yang menunjukkan adanya pengamatan terhadap peristiwa ini. Sulitnya pengamatan secara langsung ke arah Matahari merupakan salah satu kendalanya. Ditambah lagi cahaya planet yang jauh lebih redup jika dibandingkan dengan Matahari. Sebaliknya, Transit Planet adalah peristiwa yang terjadi saat sebuah Planet Inferior melintas di depan piringan Matahari. Transit Merkurius terakhir kali teramati pada 11 November 2019 dan diperkirakan akan terjadi lagi pada 13 November 2032. Sedangkan Transit Venus diperkirakan baru akan terjadi lagi pada 11 Desember 2117.
Saat sudut elongasi sebuah planet mencapai
nilai maksimum, maka kita akan dapat melihat planet dari Bumi dalam kondisi
paling terang. Berikut konfigurasi orbit saat planet mencapai elongasi
maksimumnya, yaitu:
a. Planet Inferior
Nilai sudut elongasi maksimum pada Planet Inferior berbeda
untuk Merkurius (kisaran 18°-28°) dan Venus (kisaran 45°-47°). Kondisi elongasi maksimum ini dapat terjadi ketika planet,
Bumi, dan Matahari membentuk konfigurasi segitiga siku-siku, dengan sudut sikunya
terletak di planet itu sendiri. Secara matematis, sudut elongasi maksimum ini
dapat dihitung dengan cara:
Pada kondisi elongasi maksimum
ini, jarak Bumi-Matahari, jarak Bumi-planet, dan jarak planet-Matahari memiliki
hubungan sebagai berikut:
Planet
Inferior memiliki dua posisi elongasi maksimum, yaitu elongasi maksimum timur
dan elongasi maksimum barat. Keduanya memiliki nilai sudut elongasi maksimum
yang sama. Saat planet mengalami elongasi maksimum timur, maka planet ini akan
dapat terlihat dengan terang maksimum di ufuk barat sesaat setelah Matahari
terbenam. Sebaliknya, pada saat mengalami elongasi maksimum barat, planet dapat
terlihat terang di ufuk timur sesaat sebelum Matahari terbit.
b. Planet Superior
Planet Superior memiliki nilai sudut elongasi maksimum sebesar 180°. Kondisi ini terjadi saat planet terletak berseberangan dengan Matahari dalam satu garis lurus (konfigurasi Matahari-Bumi-Planet), disebut sebagai Oposisi. Planet Superior akan berada pada jarak terdekatnya ke Bumi pada kondisi ini.
Dalam kondisi oposisi, tidak mungkin terjadi peristiwa Bumi menggerhanai Planet Superior, meskipun Matahari-Bumi-Planet Superior terletak tepat di bidang ekliptika pada satu garis lurus. Hal ini dikarenakan jarak Bumi ke Planet Superior jauh lebih besar daripada panjang umbra Bumi yang terbentuk. Sehingga umbra Bumi tidak akan pernah mencapai permukaan Planet Superior untuk menghasilkan gerhana.
Komentar
Posting Komentar