Diameter sudut Bulan sebenarnya relatif mirip dengan diameter sudut Matahari, jika dilihat dari Bumi, yaitu sekitar 30 menit busur atau seukuran dengan koin Rp 500. Selain itu, bidang orbit Bulan sebenarnya memiliki inklinasi sekitar 5° terhadap bidang ekliptika. Oleh karena itu, ada perpotongan antara kedua bidang orbit tersebut, yang disebut sebagai titik simpul. Posisi titik simpul ini terus berubah-ubah karena Bulan bergerak mengorbit Bumi dan Bumi-pun bergerak mengorbit Matahari. Saat Matahari, Bulan, dan Bumi terletak dalam satu garis lurus, serta pada saat yang bersamaan Bulan berada di sekitar titik simpul, maka peristiwa Gerhana Matahari atau Gerhana Bulan dapat terjadi.
Proses Terbentuknya Bayangan Saat Gerhana
Ada dua jenis bayangan yang terbentuk saat gerhana terjadi, yaitu umbra dan penumbra. Umbra adalah bayangan yang lebih gelap, sedangkan penumbra adalah bayangan yang lebih terang. Semakin jauh dari objek pembentuk bayangan, umbra akan semakin mengecil dan penumbra akan semakin membesar. Kedua bayangan ini yang akan mempengaruhi jenis gerhana yang dapat terjadi.
Saat Gerhana Matahari terjadi, Bulan berada di antara Matahari dan Bumi. Pada saat itu Bulan sedang berada dalam fase Bulan Baru, Bulan akan menghasilkan umbra dan penumbra yang dapat mencapai permukaan Bumi. Sedangkan saat terjadi Gerhana Bulan, Bumi terletak di antara Matahari dan Bulan. Pada saat itu, Bulan dalam fase Purnama dan Bumi akan menghasilkan umbra dan penumbra yang dapat menutupi Bulan.
Gerhana
Matahari
Seperti yang telah disebutkan di atas,
Gerhana Matahari terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi terletak segaris dalam
konfigurasi Matahari-Bulan-Bumi, serta Bulan berada di sekitar titik simpul. Secara
umum, ada tiga macam Gerhana Matahari yang dapat terjadi, yaitu:
a. Gerhana Matahari Total
Piringan Matahari sepenuhnya tertutupi oleh piringan Bulan. Pada saat itu, kita hanya dapat melihat cahaya yang berasal dari bagian corona Matahari. Peristiwa ini terjadi ketika umbra Bulan mencapai suatu daerah di permukaan Bumi. Sehingga dari tempat itu kita akan dapat melihat Gerhana Matahari Total.
b. Gerhana Matahari Cincin
Piringan Matahari tidak sepenuhnya tertutupi oleh piringan Bulan. Kita masih dapat melihat cahaya tipis melingkar di sepanjang pinggiran piringan Matahari, tampak menyerupai cincin. Peristiwa ini dapat terjadi saat Bulan sedang berada di perigee dan Bumi sedang berada di perihelium, sehingga diameter sudut Matahari tampak sedikit lebih besar dibandingkan diameter sudut Bulan. Saat Gerhana Matahari Cincin terjadi, sebenarnya umbra Bulan tidak mencapai permukaan Bumi, melainkan perpanjangan dari umbra tersebut, disebut Antumbra, yang mencapai suatu daerah di permukaan Bumi. Maka, dari daerah yang terkena Antumbra tersebut kita akan dapat melihat peristiwa Gerhana Matahari Cincin.
c. Gerhana Matahari Sebagian
Hanya sebagian dari piringan Matahari yang tertutupi oleh piringan Bulan. Pada saat ini, kita masih dapat melihat cahaya dari piringan Matahari yang tidak tertutupi oleh Bulan. Gerhana Matahari Sebagian terjadi ketika penumbra Bulan mengenai suatu daerah di permukaan Bumi. Maka, dari daerah tersebut kita dapat melihat peristiwa gerhana ini.
Perlu diingat bahwa hanya daerah-daerah yang terkena umbra atau penumbra dari Bulan saja yang dapat mengamati Gerhana Matahari. Daerah-daerah yang dilalui bayangan Bulan ini selalu berubah-ubah tiap saat, bergantung pada pergerakan orbit Bulan mengeliling Bumi, orbit Bumi mengelilingi Matahari, dan rotasi Bumi. Oleh sebab itu, tidak semua masyarakat di seluruh bagian Bumi pernah melihat Gerhana Matahari.
Gerhana
Bulan
Konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan dalam
satu garis lurus dan disertai dengan Bulan berada di sekitar titik simpulnya,
akan memicu terjadinya peristiwa Gerhana Bulan. Ada tiga macam Gerhana Bulan
yang dapat diamati dari Bumi, yaitu:
a.
Gerhana Bulan Total
Umbra Bumi akan menutupi seluruh
bagian dari permukaan Bulan, sehingga Bulan akan tampak gelap kemerah-merahan
pada saat itu.
b.
Gerhana Bulan Sebagian
Hanya sebagian dari permukaan Bulan
yang tertutupi oleh umbra Bumi. Sebagiannya lagi berada di dalam penumbra Bumi.
Pada saat ini, kita masih dapat melihat sebagian permukaan Bulan yang terang
terkena sinar Matahari.
c. Gerhana
Bulan Penumbra
Bulan sepenuhnya berada di penumbra
Bumi. Pada saat itu, kita dapat melihat Bulan Purnama seutuhnya, namun terdapat
bayangan tidak terlalu gelap yang menutupi sebagian atau seluruh permukaan
Bulan.
Saat Gerhana Bulan terjadi, seluruh daerah yang berada di sisi malam Bumi akan berkesempatan untuk melihat peristiwa ini. Artinya, masyarakat jauh lebih berkesempatan untuk melihat Gerhana Bulan daripada Gerhana Matahari.
Saat Gerhana Bulan Total, cahaya Matahari yang menuju ke arah Bulan tidak sepenuhnya terhalang oleh Bumi. Atmosfer Bumi dapat merefraksikan cahaya Matahari pada sudut tertentu, sehingga cahaya tersebut masih dapat mencapai permukaan Bulan. Oleh karena itu, Bulan tidak akan tampak gelap total seperti saat terjadi Gerhana Matahari Total atau Gerhana Matahari Cincin, melainkan kita masih dapat melihat Bulan dalam kondisi gelap kemerah-merahan. Selain itu, durasi saat terjadi totalitas pada Gerhana Bulan Total dapat mencapai lebih dari 1 jam, sedangkan durasi totalitas pada Gerhana Matahari Total hanya kurang dari 10 menit. Hal ini dikarenakan diameter umbra Bumi yang dilewati Bulan saat Gerhana Bulan Total jauh lebih besar daripada diameter umbra Bulan yang mencapai permukaan Bumi saat terjadi Gerhana Matahari Total.
Setiap sekitar 18 tahun 11 hari 8 jam, peristiwa gerhana yang sama akan terjadi lagi di sekitar posisi titik simpul yang sama, dengan jarak Bulan ke Bumi yang sama, dan di sekitar tanggal yang sama. Ini disebut sebagai Siklus Saros, yang telah digunakan oleh bangsa Babylonia sejak lama. Sedangkan setiap sekitar 375 tahun, gerhana yang sama akan dapat terjadi lagi dan dapat diamati pada daerah permukaan Bumi yang sama.
Komentar
Posting Komentar