Apa Itu Objek Dekat Bumi (NEOs)?

Sesuai dengan namanya, Near Earth Objects (NEOs) atau Objek-objek Dekat Bumi merupakan objek-objek kecil yang orbitnya berada di sekitar orbit Bumi, yaitu dengan jarak perihelium kurang dari 1,3 au. Secara umum, NEOs terdiri dari komet dan asteroid. Komet yang tergolong NEOs disebut dengan Near Earth Comets (NECs) dan asteroid yang tergolong NEOs disebut sebagai Near Earth Asteroids (NEAs). Per 12 Februari 2022, jumlah NEOs mencapai 28.346 objek dengan rincian 101 objek berupa NECs dan 28.245 objek berupa NEAs. Jumlah ini akan terus bertambah dan dicatat dari waktu ke waktu oleh lembaga Minor Planet Center (MPC, https://www.minorplanetcenter.net/) di bawah International Astronomical Union (IAU).


Persentase NECs jauh lebih kecil dibandingkan NEAs, yaitu kurang dari 1% total NEOs per 12 Februari 2022. Mereka merupakan komet-komet berperiode pendek (< 200 tahun) yang berasal dari daerah Sabuk Kuiper (jaraknya lebih dari 30 au dari Matahari). Perlu diketahui bahwa tidak semua komet berperiode pendek adalah NECs. Hanya beberapa diantaranya yang sejauh ini tergolong sebagai NECs karena teramati memiliki jarak perihelium kurang dari 1,3 au. Lintasan orbitnya cukup panjang, merentang dari daerah Sabuk Kuiper hingga ke daerah di sekitar orbit Bumi. Pengamatannya menjadi tidak mudah. Oleh sebab itu, jumlah NECs yang terdeteksi tidak sebanyak NEAs. Tidak banyak hal khusus yang dapat dibahas mengenai NECs karena jumlahnya yang masih sedikit teramati.

Berbeda dengan NECs, banyaknya jumlah NEAs dikarenakan asteroid-asteroid ini berasal dari daerah Sabuk Utama, yang mana daerah ini relatif lebih dekat dari Bumi jika dibandingkan dengan daerah Sabuk Kuiper. Selain itu, periode orbitnya tentu jauh lebih pendek dibandingkan NECs, sehingga objek-objek ini jauh lebih mudah dan lebih banyak terdeteksi dari Bumi. Sama seperti NECs, tidak semua asteroid Sabuk Utama merupakan NEAs. Hanya asteroid dengan perihelium kurang dari 1,3 au saja yang tergolong NEAs, karena lintasan orbitnya merentang dari daerah Sabuk Utama hingga ke daerah di sekitar orbit Bumi. Selain itu, pengaruh gravitasi dari proses resonansi orbit antara asteroid-asteroid Sabuk Utama dan Jupiter menyebabkan sebagian dari objek-objek ini bermigrasi dari daerah Sabuk Utama ke daerah di sekitar orbit Bumi. Ini akan semakin menambah jumlah NEAs dari waktu ke waktu. Asteroid terbesar pada kelompok NEAs sejauh ini adalah 1036 Ganymed, dengan diameter ~34 km.


Kelompok Near Earth Asteroids

Secara umum, NEAs dibagi menjadi empat golongan berdasarkan karakteristik orbitnya, yaitu:

a. Amor

Amor adalah kelompok NEAs yang anggotanya memiliki setengah sumbu panjang orbit (a) lebih dari 1 au dan perihelium (q) dalam rentang 1,017 au hingga 1,3 au. Orbit kelompok asteroid ini seluruhnya berada di bagian luar orbit Bumi dan tidak berpotongan dengan orbit Bumi. Sebanyak 11653 asteroid telah tercatat sebagai anggota kelompok ini per 12 Februari 2022. Beberapa anggota kelompok asteroid Amor adalah 1221 Amor, 433 Eros, 1036 Ganymed, dan 3552 Don Quixote. Asteroid 1036 Ganymed sejauh ini merupakan asteroid Amor terbesar, dengan diameter ~34 km.

Nama kelompok asteroid ini diambil dari asteroid pertama yang ditemukan dengan karakteristik orbit seperti ini, yaitu 1221 Amor. Asteroid 1221 Amor ini pertama kali diamati oleh seorang astronom Belgia, Eugene Delporte, pada tahun 1932. Pengamatan tersebut dilakukan di Observatorium Uccle, Belgia.


b. Apollo

Kelompok asteroid Apollo memiliki orbit dengan nilai a > 1 au dan q < 1,017 au. Dengan karakteristik orbit seperti ini, orbit kelompok asteroid Apollo ternyata berpotongan dengan orbit Bumi. Per 12 Februari 2022, kelompok asteroid Apollo ini mengandung sebanyak 14366 asteroid. Ini adalah kelompok asteroid NEAs dengan jumlah anggota terbanyak, sejauh ini. Beberapa anggota kelompok asteroid Apollo adalah 1862 Apollo, 1566 Icarus, 1866 Sisyphus, 4179 Toutatis, dan 25143 Itokawa. Sejauh ini, 1866 Sisyphus adalah asteroid terbesar di kelompok ini, dengan diameter ~7 km.

Karl Reinmuth adalah orang yang pertama kali mengamati asteroid 1862 Apollo pada tahun 1932 di Observatorium Heidelberg, Jerman. Asteroid ini adalah asteroid pertama dalam kelompok Apollo dan kemudian dijadikan sebagai nama kelompok asteroid ini.


c. Aten

Orbit kelompok asteroid Aten memiliki nilai a < 1 au dan aphelium (Q) lebih dari 0,983 au. Sama seperti kelompok asteroid Apollo, orbit kelompok asteroid Aten juga berpotongan dengan orbit Bumi. Per 12 Februari 2022, anggota kelompok asteroid Aten berjumlah 2172 asteroid. Beberapa anggota kelompok asteroid Aten antara lain 2062 Aten, 99942 Apophis, 1999 HF1, dan 5381 Sekhmet. Sejauh ini, asteroid 1999 HF1 merupakan salah satu asteroid terbesar di kelompok ini, dengan diameter ~4 km.

Nama kelompok asteroid Aten berasal dari asteroid 2062 Aten, yang merupakan asteroid pertama dalam kelompok ini. Pada tahun 1976, Eleanor Helin adalah orang yang pertama kali mengamati asteroid 2062 Aten dari Observatorium Palomar, Amerika Serikat.


d. Atira

Anggota kelompok asteroid Atira memiliki orbit dengan nilai a < 1 au dan Q < 0,983 au. Bertolak belakang dengan kelompok asteroid Amor, orbit kelompok ini seluruhnya berada di bagian dalam orbit Bumi dan tidak berpotongan dengan orbit Bumi. Jumlah asteroid kelompok Atira per 12 Februari 2022 sebanyak 54 asteroid. Sejauh ini, kelompok asteroid Atira yang mengandung jumlah asteroid paling sedikit. Beberapa anggota kelompok asteroid Atira antara lain 163693 Atira, 367943 Duende, 1998 DK36, dan 2009 SZ99. Asteroid 163693 Atira adalah salah satu asteroid terbesar di kelompok ini, dengan diameter ~4,8 km.

Pada tahun 2003, para astronom yang tergabung dalam Lincoln Near-Earth Asteroid Research di Lincoln Laboratory’s Experimental Test Site (Amerika Serikat) menemukan asteroid 163693 Atira. Ini adalah asteroid pertama yang ditemukan sebagai kelompok Atira. Oleh sebab itu, nama kelompok asteroid ini diambil dari nama asteroid tersebut.


Potentially Hazardous Objects (PHOs)

Dari puluhan ribu NEOs, sebagian diantaranya berpotensi besar menghantam Bumi dan menimbulkan bencana besar, seperti peristiwa ledakan Tunguska yang terjadi pada tahun 1908 di Rusia. Objek-objek yang memiliki potensi seperti itu kemudian disebut sebagai Potentially Hazardous Asteroids (PHOs). Sebuah NEO dapat dikatakan sebagai PHO jika objek tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut:

  • Saat orbitnya berpotongan dengan Bumi, jarak papasan dekat antara objek tersebut dan Bumi kurang dari 0,05 au. Nilai ini disebut juga sebagai Minimum Orbit Intersection Distance (MOID).
  • Magnitudo mutlak (H) objek tersebut harus kurang dari 22. Nilai ini setara dengan diameter objek yang harus lebih dari ~140 m.

Sebagian besar anggota PHOs dihuni oleh asteroid, sisanya berupa komet dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh sebab itu, PHOs ini juga biasanya disebut sebagai PHAs = Potentially Hazardous Asteroids. Sejauh ini, asteroid 1999 JM8 diketahui sebagai PHA terbesar, yaitu dengan diameter ~7 km dan magnitudo mutlak ~15,2. Beberapa anggota NEAs lainnya yang termasuk PHAs antara lain 101955 Bennu, 1566 Icarus, 4179 Toutatis, 99942 Apophis, dan 1620 Geographos. Sudah lebih dari 2000 asteroid yang digolongkan ke dalam PHAs. Jumlah ini akan terus meningkat dari waktu ke waktu.



Komentar