Terpecahnya Semenanjung Korea: Awal Mula Korea Utara dan Korea Selatan

Pada akhir abad ke-19, Semenanjung Korea menjadi ajang perebutan kekuasaan antara dua kekuatan besar, yaitu Tiongkok yang saat itu diperintah oleh Dinasti Qing dan Jepang yang sedang meningkat kekuatannya. Kedua negara ini berusaha memperkuat pengaruh mereka di Korea, yang merupakan wilayah strategis di Asia Timur. Ketegangan ini memuncak pada penandatanganan Perjanjian Li-Ito pada tahun 1885, sebuah kesepakatan antara menteri Jepang Ito Hirobumi dan menteri Tiongkok Li Hongzhang, untuk menenangkan persaingan pengaruh mereka di Semenanjung Korea.

Semenanjung Korea
Peta Korea Utara dan Korea Selatan. Sumber: Google Maps.
PENGUASAAN JEPANG ATAS SEMENANJUNG KOREA

Seiring dengan melemahnya kekuasaan Dinasti Qing akibat masalah internal, Jepang berhasil memperluas pengaruhnya di Semenanjung Korea. Pada tahun 1910, setelah bertahun-tahun upaya diplomatik dan militer, Jepang secara resmi mencaplok Korea, mengakhiri kekuasaan Dinasti Joseon yang telah berdiri sejak tahun 1392. Penguasaan ini menandai awal dari tiga dekade kolonialisme Jepang di Korea, yang ditandai dengan penindasan, eksploitasi sumber daya, serta upaya Jepang untuk mengasimilasi budaya Korea.

JEPANG KALAH DALAM PERANG DUNIA II

Kekuasaan Jepang di Semenanjung Korea berakhir pada tahun 1945 setelah Jepang menyerah kepada Sekutu dalam Perang Dunia II. Penyerahan ini terjadi tidak lama setelah Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, yang menyebabkan kekalahan Jepang. Semenanjung Korea kemudian diambil alih oleh Sekutu, dengan Konferensi Potsdam 1945 memutuskan pembagian sementara Korea menjadi dua zona pendudukan untuk mengurus transisi dari pemerintahan kolonial Jepang.

Amerika Serikat dan Uni Soviet sepakat membagi Semenanjung Korea di garis lintang 38° sebagai batas sementara. Uni Soviet mengambil alih wilayah utara, sementara Amerika Serikat mengendalikan wilayah selatan. Namun, pembagian sementara ini segera berkembang menjadi pemisahan permanen karena perbedaan ideologi yang mencolok di antara kedua belah pihak.

Zona demiliterisasi Korea
Garis batas (demarcation line) antara Korea Utara dan Korea Selatan. Di antara keduanya juga terdapat zona demiliterisasi, dimana dalam zona ini tidak ada aktifitas militer antara kedua negara. Sumber: commons.wikimedia.org.
TERBENTUKNYA DUA KOREA: KOREA UTARA DAN KOREA SELATAN

Pada Agustus 1948, di tengah meningkatnya ketegangan dan pengaruh Perang Dingin, wilayah Korea Selatan secara resmi mendeklarasikan kemerdekaannya sebagai Republik Korea di bawah kepemimpinan Syngman Rhee, yang didukung oleh Amerika Serikat. Sebulan kemudian, Korea Utara mendeklarasikan dirinya sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea, dipimpin oleh Kim Il-Sung, yang didukung oleh Uni Soviet.

Perpecahan ini menandai awal dari konflik berkepanjangan di Semenanjung Korea. Ideologi komunis di utara dan anti-komunis di selatan menciptakan jurang pemisah yang semakin dalam. Ketegangan politik dan militer akhirnya mencapai puncaknya ketika Perang Korea pecah pada tahun 1950, ketika pasukan Korea Utara, dengan dukungan Soviet, menyerang Korea Selatan.

Kim Il Sung &
Kim Il Sung (kiri) dan Shyngman Rhee (kanan). Sumber: www.wilsoncenter.org.
PERANG KOREA: KONFLIK YANG MEMECAH SEMENANJUNG

Perang Korea berlangsung dari 1950 hingga 1953, dan menjadi salah satu konflik paling penting dalam sejarah Perang Dingin. Amerika Serikat, bersama sekutunya di bawah naungan PBB, terlibat dalam membantu Korea Selatan mempertahankan wilayahnya. Di sisi lain, Korea Utara menerima dukungan dari Uni Soviet dan Tiongkok. Setelah tiga tahun pertempuran sengit yang menyebabkan jutaan korban jiwa, perang berakhir dengan perjanjian gencatan senjata pada tahun 1953, namun tidak ada perjanjian damai yang ditandatangani hingga hari ini.

Zona demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea tetap menjadi salah satu wilayah paling militerisasi di dunia. Meski kedua negara telah berkembang dengan cara dan ideologi yang sangat berbeda, perpecahan ini masih terus mempengaruhi hubungan antarbangsa dan perdamaian di kawasan Asia Timur.

Sejarah terpecahnya Semenanjung Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan bukan hanya cerita tentang perebutan pengaruh antara dua kekuatan besar dunia, tetapi juga tentang bagaimana ideologi politik, nasionalisme, dan intervensi internasional membentuk nasib satu bangsa. Konflik yang dimulai lebih dari satu abad lalu masih meninggalkan dampaknya hingga hari ini, membuat Semenanjung Korea menjadi salah satu kawasan paling dinamis dan kompleks di dunia.

Komentar

Postingan Populer