Kerajaan Israel Bersatu dan Tiga Raja Besar
Pada sekitar pertengahan abad ke-11 SM, terbentuk Kerajaan Israel Bersatu (The United Kingdom of Israel) di tanah Kanaan yang saat ini membentang dari Israel, Palestina, dan Yordania. Kerajaan ini adalah periode penting dalam sejarah Israel kuno yang ditandai oleh persatuan suku-suku Israel di bawah pemerintahan tiga raja terkenal: Saul, Daud (Nabi Daud), dan Salomo (Nabi Sulaiman).
Sebelum pembentukan Kerajaan Israel Bersatu, tanah Kanaan adalah rumah bagi dua belas suku utama Israel, yaitu Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Dan, Gad, Asyer, Naftali, Benyamin, dan Yusuf (nantinya terdiri dari suku Manasye dan Efraim). Kedua belas suku ini berasal dari kedua belas anak Israel (Nabi Yakub). Setiap suku ini memiliki wilayah dan kepemimpinan mereka sendiri di tanah Kanaan, dan seringkali mereka hidup secara terpisah dengan kepala suku mereka (dikenal sebagai hakim) masing-masing. Periode ini disebut sebagai "Periode Hakim-Hakim" dalam sejarah Israel kuno.

AWAL MULA KERAJAAN ISRAEL BERSATU DAN PENGANGKATAN SAUL
Situasi ini mulai berubah ketika bangsa Israel melihat bangsa-bangsa lain yang memiliki raja-raja yang kuat. Bangsa-bangsa di sekitar mereka memiliki penguasa tunggal yang memimpin mereka dalam perang, mengkoordinasikan pertahanan, dan membantu mengatur urusan negara. Permintaan untuk memiliki seorang raja datang dari rakyat Israel yang merasa bahwa dengan adanya seorang raja, mereka akan lebih kuat dan lebih terorganisir dalam menghadapi ancaman dari musuh-musuh mereka.
Rakyat Israel menginginkan seorang pemimpin yang dapat menyatukan suku-suku mereka, memimpin mereka dalam perang, dan memberikan stabilitas politik. Menurut Alkitab, pada masa itu Nabi Samuel menjadi perantara antara Tuhan dan bangsa Israel. Melalui Nabi Samuel, Tuhan mengangkat Saul dari suku Benyamin sebagai raja pertama untuk memimpin suku-suku Israel. Pemilihan Saul sebagai raja pertama adalah langkah awal dalam perubahan dari sistem hakim ke sistem kerajaan, dan ini menjadi permulaan bagi periode Kerajaan Israel.
Saul diperkirakan memimpin Kerajaan Israel Bersatu antara 1020-1000 SM. Ibu kota kerajaan pada waktu itu terletak di Gibea. Ia memimpin peperangan antara suku-suku Israel dengan suku Filistin dan Amalek. Selama masa kepemimpinan Saul, suku-suku Israel belum sepenuhnya bersatu dalam Kerajaan Israel.

PENYATUAN KERAJAAN ISRAEL OLEH DAUD
Setelah Saul tewas dalam pertempuran dengan suku Filistin, suku-suku Israel terpecah menjadi dua kelompok. Suku Benyamin dan Efraim (di utara) mengangkat Isyboset (putra Saul) sebagai raja Israel. Ibu kota Kerajaan Israel di bawah kepemimpinan Isyboset terletak di Mahanaim. Sedangkan suku Yehuda di selatan mengangkat Daud sebagai raja, dengan ibu kota di Hebron. Situasi ini menimbulkan ketegangan dan perebutan kepemimpinan Kerajaan Israel antara suku-suku Israel utara pengikut Isyboset dan suku-suku selatan pengikut Daud.
Perebutan kekuasaan akhirnya dimenangkan oleh Daud. Dengan kemenangan ini, Daud berhasil menyatukan suku-suku utara dan selatan Israel dalam Kerajaan Israel Bersatu. Ibu kota Kerajaan Israel bersatu kemudian dipindahkan ke Yerusalem. Masa kepemimpinan Daud di Kerajaan Israel Bersatu antara 1000-961 SM.
Salah satu kisah yang terkenal tentang Daud ketika membela bangsa Israel adalah saat ia berhasil mengalahkan seorang Filistin yang berperawakan besar seperti raksasa, yaitu Goliat. Selain itu, pada masa kepemimpinannya, Kerajaan Israel mencapai masa kejayaannya dengan dominasi kekuatan militer dan penyatuan seluruh suku Israel di bawah Kerajaan Israel Bersatu.
SALOMO DAN KEMAKMURAN KERAJAAN ISRAEL BERSATU
Setelah Daud wafat, Kerajaan Israel Bersatu dipimpin oleh anaknya, yaitu Salomo antara 961-922 SM. Masa kepemimpinan Salomo ditandai oleh kemakmuran, perdamaian, dan kebijaksanaan. Ia dihormati oleh bangsa Israel sebagai raja yang bijaksana dan makmur. Salomo membangun bait suci (kuil) di Yerusalem selama masa kepemimpinannya. Bait suci dibangun di atas gunung Moria dan dijadikan sebagai tempat peribadahan bagi orang-orang Israel. Setelah bait suci itu selesai dibangun, tabut perjanjian kemudian disimpan di tempat itu. Tabut perjanjian berisikan sepuluh perintah Tuhan untuk bangsa Israel, yang telah diwahyukan Tuhan melalui Musa.
PECAHNYA KERAJAAN ISRAEL BERSATU
Setelah kematian Salomo, Kerajaan Israel Bersatu mengalami perpecahan menjadi dua kerajaan terpisah. Perpecahan ini berawal dari ketidakpuasan suku-suku yang merasa terbebani oleh kebijakan pajak dan kerja paksa yang dikeluarkan oleh Rehabeam (raja setelah Salomo dan anak Salomo). Oleh karena itu, Yerobeam, salah satu menteri pada masa kepemimpinan Salomo, berusaha menyatukan suku-suku Israel di utara untuk menentang kebijakan Rehabeam. Mereka kemudian membentuk Kerajaan Israel Utara. Dengan demikian, Kerajaan Israel Bersatu telah terpecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Israel Utara yang berpusat di Samaria dengan rajanya Yerobeam dan Kerajaan Yehuda yang berpusat di Yerusalem dengan rajanya Rehabeam.


Komentar
Posting Komentar